PEMBUATAN CUKA NANAS
Karakteristik Mikroba
Dalam pengolahan vinegar, terjadi 2 kali fermentasi yaitu: fermentasi pembentukan alkohol dengan yeast Saccharomyces cerevisiae dan fermentasi perubahan alkohol menjadi asam asetat dan air dengan bakteri Acetobacter aceti.
a. Saccharomyces cerevisiae
Saccharomyces cerevisiae dapat bertunas sehingga membentuk rantai sel yang menyerupai hifa atau hifa semu. Saccharomyces cerevisiae
dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual. Perkembangbiakan
aseksual diawali dengan menonjolnya dinding sel ke luar membentuk tunas
kecil. Tonjolan membesar dan sitoplasma mengalir ke dalamnya sehingga
sel menyempit pada bagian dasarnya. Selanjutnya nukleus dalam sel induk
membelah secara mitosis dan satu anak inti bergerak ke dalam tunas tadi.
Sel anak kemudian memisahkan diri dari induknyaatau membentuk tunas
lagi hingga membentuk koloni. Dalam keadaan optimum satu sel dapat
membentuk koloni dengan 20 kuncup.Perkembangbiakan seksual terjadi jika
keadaan lingkungan tidak menguntungkan.Pada prosesnya, sel Saccharomyces cerevisiae
berfungsi sebagai askus. Nukleusnya yang diploid (2n) membelah secara
meiosis, membentuk empat sel haploid (n).Inti-inti haploid tersebut akan
dilindungi oleh dinding sel sehingga membentuk askospora haploid (n).
Dengan perlindungan ini askospora lebih tahan terhadap lingkungan buruk.
Selanjutnya, empat askospora akan tumbuh dan menekan dinding askus
hingga pecah, akhirnya spora menyebar. Jika spora jatuh pada tempat yang
sesuai, sel-sel baru akan tumbuh membentuk tunas, sebagaimana terjadi
pada fase aseksual.Dengan demikian Saccharomyces cerevisiae mengalami fase diploid (2n) dan fasehaploid (n) dalam daur hidupnya.
b. Acetobacter aceti
Acetobacter aceti memiliki ciri-ciribentuk sel bulat memanjang, respirasi aerobik, dapat tumbuh sampai suhu 30oC, serta mampu menghasilkan asam asetat. Acetobacter aceti
merupakan gram negatif untuk kultur yang masih muda, gram positif untuk
kultur yang sudah tua, obligat aerobic, membentuk batang dalam medium
asam, sedangkan dalam medium alkali berbentuk oval, bersifat non mortal
dan tidak membentuk spora, tidak mampu mencairkan gelatin, tidak
memproduksi H2S, tidak mereduksi nitrat dan thermal death point pada suhu 65-70°C.Biasanya ukuran 0,6-0,8 x 1,0-4,0 µm. Acetobacter terdapat dibeberapa buah seperti anggur dan buah-buah yang telah membusuk. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa genus Acetobacter
mampu diisolasi dari suspensi campuran berupa buah cherry, apel, kurma,
palm, kelapa, beberapa bunga dan masih berpotensi pada bahan-bahan yang
lain.
Nutrisi
Sebagai salah satu
famili Bromeliaceae, buah nanas mengandung vitamin C dan vitamin A
(retinol) masing-masing sebesar 24,0 miligram dan 39 miligram dalam
setiap 100 gram bahan. Kedua vitamin sudah lama dikenal memiliki
aktivitas sebagai antioksidan yang mampu melindungi tubuh dari berbagai
serangan penyakit, termasuk kanker, jantung koroner dan penuaan diri.
Aktivitas antioksidan yang diperankan vitamin C dan A mampu menghambat
laju oksidasi molekuler target, yang pada gilirannya dapat menghentikan
reaksi berantai pembentukan radikal bebas dalam tubuh yang diyakini
sebagai dalang atau provokator berbagai penyakit.
Tubuh manusia amat rentan
terhadap pengaruh radikal bebas yang bersumber dari sinar ultraviolet,
asap bermotor, dan bahan pengawet makanan. Radikal bebas-suatu molekul
atau atom yang amat tidak stabil karena memiliki satu atau lebih
elektron tak berpasangan-berbahaya bagi kesehatan karena amat reaktif
mencari pasangan elektronnya. Jika radikal bebas sudah terbentuk dalam
tubuh maka akan terjadi reaksi berantai dan menghasilkan radikal bebas
baru yang akhirnya jumlahnya terus bertambah. Selanjutnya, akan
menyerang sel-sel tubuh sehingga terjadilah berbagai penyakit.
Hasil penelitian ilmiah
menunjukkan kandungan senyawa fenolik-antara lain myricetin, quercitin,
tyramine, dan ferulic acid-buah nanas mampu meredam reaksi berantai
radikal bebas dalam tubuh, yang pada akhirnya dapat menekan terjadinya
penyakit kanker. Berbagai antioksidan alami ini diyakini amat ampuh
menghentikan radikal bebas sehingga tak berkeliaran mencari asam lemak
tak jenuh dalam sel. Hal yang sama dilakukan vitamin antioksidan-asam
askorbat dan betakarotenoid-yang dapat menstabilkan membran sel lensa
(mata) dan mempertahankan konsentrasi glutation tereduksi. Dengan
demikian, dapat mencegah reaksi oksidasi lipid pada membran sel lensa
sehingga kita dapat terhindar dari katarak.
Bromelin yang secara alami
ada dalam buah nanas diyakini dapat mempercepat penyembuhan luka operasi
serta pembengkakan dan nyeri sendi. Bagi penderita wasir atau ambeien
dianjurkan mengonsumsi buah nanas 4-5 kali setiap hari karena
bromelinnya dapat menghentikan pendarahan dan serat yang dikandung dapat
memperlancar buang air besar.
Selain kecukupan harian
vitamin C sekitar 60 miligram terpenuhi, tubuh yang sudah didakwa
mengalami stres berat juga dapat normal kembali dan sekaligus dapat
menurunkan kadar kolesterol darah sebesar 10 persen. Maka dengan lebih
rajin mengonsumsi buah nanas, tubuh memiliki peluang untuk awet muda dan
terhindar dari penyakit yang terkait dengan penuaan dini seperti stres,
kanker, dan jantung koroner.
Komposisi nanas
Komposisi Nanas
Bahan
|
Komposisi
|
Kalori |
52 kal
|
Protein |
0,4 %
|
Lemak |
0,2 %
|
Karbohidrat |
13,7%
|
Kalsium |
16 mgr/100 gram
|
Fosfor |
11 mgr/100 gram
|
Besi |
0,3 mgr/100 gram
|
Vitamin A |
130 IU/100 gram
|
Vitamin B1 |
0,08 mgr/100 gram
|
Vitamin C |
24 mgr/100 gram
|
Air |
85,3 %
|
Sumber Direktorat Gizi Departemen Kesehatan (2010)
Proses Fermentasi
Fermentasi adalah
perubahan kimia dalam bahan pangan yang disebabkan oleh enzim. Enzim
yang berperan dapat dihasilkan oleh mikroorganisme atau enzim yang telah
ada dalam bahan pangan.
Fermentasi merupakan suatu reaksi
oksidasi atau reaksi dalam sistem biologi yang menghasilkan energi di
mana donor dan aseptor adalah senyawa organik. Senyawa organik yang
biasa digunakan adalah zat gula. Senyawa tersebut akan diubah oleh
reaksi reduksi dengan katalis enzim menjadi senyawa lain. Dalam
pengolahan vinegar, terjadi 2 kali fermentasi yaitu :
1. Fermentasi pembentukan alkohol dengan yeast Saccharomyces cerevisiae.
Pada fermentasi ini terjadi perombakanglukosa menjadi alkohol dan gas CO2dengan reaksi sebagai berikut :C6H12O6—->2 CH3CH2OH + CO2. Reaksi
yang terjadi anaerob. Etanol adalah hasil utama fermentasi tersebut di
atas, di samping asam laktat, asetaldehid, gliserol dan asam asetat.
Etanol yang diperoleh maksimal hanya sekitar 15 %. Untuk memperoleh
etanol 95 % dilakukan proses distilasi. Etanol digunakan untuk minuman,
zat pembunuh kuman, bahan bakar dan pelarut.
2. Fermentasi perubahan alkohol menjadi asam asetat dan air denganbakteri Acetobacter aceti.
Reaksi pembentukan asam asetat dituliskan sebagai berikut :
CH3CH2OH + O2—->CH3COOH + H2O. Reaksi yang terjadi adalah reaksi aerob pada fermentasi pembentukan asam.
Saat fermentasi nanas kontrol
kualitas yang diperhatikan agar cuka yang dihasilkan dapat tetap baik
adalah penambahan asam sulfat encer saat proses fermentasi. Adanya
penambahan asam sulfat encer akan membantu terbentuknya asam asetat
sehingga memberikan aroma yang masam. Setelah ditambahkan asam sulfat
encer kemudian dipanaskan sehingga bau dari asam cuka akan tercium.
Setelah 25 hari, kadar asam asetat akan mengalami penurunan. Hal ini
disebabkan karena asam asetat akan teroksidasi atau terombakkan oleh
oksigen dari udara menjadi CO2 dan H2O. Reaksi oksidasi asam asetat dapat dilihat sebagai berikut CH3COOH + O2 -à2 CO2 + 2 H2O.
Agar asam asetat yang terkandung tidak teroksidasi maka setelah
diperoleh kadar asam asetat yang memenuhi kualifikasi cuka sebaiknya
fermentasi segera dihentikan dan cuka disimpan pada wadah yang tertutup
rapat sehingga O2 tidak bisa masuk. Kemudian dilakukan pasteurisasi dan pembotolan.
Preparasi Pembuatan Pangan Fermentasi
Fermentasi sari buah nanas menjadi vinegar dilakukan dalam 2 tahap. Fermentasi pertama dengan yeast Saccharomyces cerevisiae secara anaerob, kemudian dilanjutkan dengan fermentsi kedua dengan bakteri Acetobacter aceti.
Mula-mula buah nanas diblender dan diambil sarinya dengan cara
disaring. Sari buah nanas diencerkan dengan aquades sampai volume 1 L,
kemudian ditambahkan gula pasir 150 gram, amonium sulfat 0,33 gram dan
amonium posphat 0,05 gram untuk sumber nutrisi yeast dan bakteri. pH
larutan dipertahankan 3 – 4,5. Larutan direbus pada suhu 75 oC selama 15 menit kemudian didinginkan hingga suhu 30 oC. Larutan dimasukkan ke dalam botol yang telah disterilkan dengan menambahkan starter yang telah berisi yeast Saccharomyces cerevisiae.
Botol ditutup rapat dengan tutup botol yang berisi selang yang
dihubungkan ke botol lain yang berisi aqudes untuk jalan keluarnya CO2.
Fermentasi pembentukan alkohol ini dilakukan selama 12 hari. Fermentasi
dilanjutkan dengan memindahkan hasil fermentasi pertama ke dalam gelas
beaker yang ditutupi dengan kertas saring. Fermentasi kedua ini
berlangsung secara aerob, mengubah alkohol menjadi asam asetat. Bakteri Acetobacter aceti ditambahkan.
Setiap 5 hari sekali kadar asam asetat dianalisa secara kualitatif dan
kuantitatif sampai diperoleh kadar asam asetat yang optimum yaitu lebih
besar dari 4gr/100 mL.
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K.A, 1985, Ilmu Pangan, UI Press, Jakarta.
Fardiaz, Winarno, 1984, Biofermentasidan Biosintesa Protein, Angkasa,Bandung.
Fessenden, R.J. & Fessenden, J.S, 1984, Kimia Organik Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Muljharjo, M, 1984, Nanas danTeknologi Pengolahannya, Liberty, Bandung.
Perry, R.H, 1984, Perry’s Chemical Engineers Handbook, Mc GrawHillCompany, Singapore.
Salle, A.J, 2000, Fundamental Principles ofBacteriology, Tata Mc Graw Hill,New Delhi.
Vogel, A.I, 1961, Vogel Text Book of Quantitatif Chemical Analysis, LongmanSingapore PublisherLtd, Singapore.
Vogel, A.I., 1985, Buku Text Analisa Anorganik Kualiatif Makro dan Semi Mikro,Kalman Media Pustaka, Jakarta.
Waluyo S, 1984, Beberapa aspek Tentang Pengolahan Vinegar, Dewa RuciPress, Jakarta.